*Renungan _ Jangan pernah membenci ibu

http://ustadchandra.files.wordpress.com/2010/12/kasih-ibu.jpg?w=439

Bahan renungan:

Mamaku hanya punya satu mata.

Mamaku hanya punya 1 mata, aku membencinya, dia memalukan bagi aku. Dia memasak di SMP tempat aku sekolah untuk biaya hidup kami.
Hari itu dia datang ke kelas dan menyapaku. Aku sangat malu, lalu aku mengacuhkannya dan berlari pergi.

Keesokan harinya, teman-teman mengejekku, ingin rasanya aku menghilang. Saat pulang, aku berteriak kepadanya "Kalau kau hanya ingin membuatku jadi bahan tertawaan, kenapa kau tidak mati saja?!" Aku benar-benar marah saat itu.

Aku bertekad keluar dari rumah itu dan tidak berhubungan dengan dia sama sekali. Jadi, aku belajar dengan semangat dan akhirnya mendapat beasiswa belajar di Singapura. Aku menikah, punya anak dan bahagia dengan kehidupanku.

Sampai suatu hari, Mama datang ke Singapura untuk menjenguk, saat di depan pintu, anak-anakku melihat dan ketakutan, saat itu juga aku berteriak "Beraninya kau datang ke rumahku, pergi dari sini, kau hanya menakuti anak-anak!!" Dia terkejut dan menjawab "Maafkan saya, mungkin saya salah alamat."

Setahun kemudian, datanglah undangan reuni SMP. Aku hadir. Setelah itu, aku sempat melihat 1 rumah, dimana aku tinggal saat itu, hanya ingin tahu dan kata seorang tetanggamama sudah meninggal, aku tidak meneteskan air mata. Tetanggaku memberikan surat yang mama ingin aku membacanya.

"Anakku tercinta, aku memikirkanmu setiap saat. Maafkan aku saat datang ke Singapura dan menakuti anak-anakmu dan juga maafkan aku membuatmu maludi depan teman-temanmu dulu. Semoga kamu mengerti. Waktu kecil kamu mengalami kecelakaan dan kehilangan 1 mata. Sebagai mama, aku tidak sanggup melihatmu tumbuh dengan 1 mata, jadi aku memberikan milikku. Aku bahagia karena anakku akan memperlihatkan seluruh dunia untukku dengan mata itu."

-With love, Mama-

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Navy Seal 6, Tim “Super Elit” Amerika yang Misterius

Belajar Kecerdasan Emosi

Pasukan Elit Zaman Dahulu yang Menjadi Mimpi Buruk Para Musuhnya