Antara CINTA.BERPACARAN.DEWASA
Entah kenapa urat leherku serasa terjerat.Terasa jiwa ini dipanggil untuk menerka-nerka jawaban yg aku tahu itu tak berlogika.
Cinta!
Sempit katanya,tapi luas maknanya.
Pacaran!
Sempit maknanya,tapi luas perangainya.
Sedikit mengulas jawaban dari seribu kepala seribu ide tentang itu.
Teringat dikala seseorang dengan seragam putih-birunya.
Berdendang ria dengan kuda berbensinya,terlihat wanita terhadap lelaki seperti memanjat sebuah pohon.Erat.
Para lansia hanya berucap istigfar beragumen dunia yg tak seperti dia atau dia yg tak seperti dunia.
Ada lagi.
Dengan baju muslim bersih,kedua makhluk berlainan jenis itu berjalan senang tanpa batas.
Para lansia beragumen ini baru dunia yg suci.
Padahal setelah lansia itu tak tertangkap matanya mereka berfoto ria dengan keadaan seperti telah disahkan oleh penghulu.
Ternyata hanya tuk sebuah pameran diajang-saling pamer-media maya.
Sungguh ironi.
Pernah juga aku dapatkan jawaban yg umum atas pertanyaan yg sederhana.
Mengapa kamu putus?
Jawabanya:
Mau sendiri dulu.
Mau konsentrasi belajar.
Mau fokus kehidup.
Takut dosa.
Takut melakukan hal-hal yg tidak wajar.
Ulasanku.
Seseorang itu tak akan pernah bisa disebut berdua jika salah satu diantara mereka tidak mau.
Benar bukan?
Kenapa saat telah berdua harus menjawab ingin fokus sendiri?
Seseorang itu telah diwajibkan orangtuanya untuk belajar jauh sebelum mengenal cinta itu?
Benar?
Seseorang itu harus fokus kehidup jauh sebelum mengenal yg lain.
Benar?
Seseorang itu bisa berbuat dosa dengan siapapun dan apapun itu.
Benar?
Mereka seharusnya tahu dahulu artinya baru memaknainya.
Lagi-lagi hanya jawaban yg sepeleh itu yg terungkap.
Sebenarnya yg jadi kendala itu cuma satu.
KEDEWASAAN.
Kata yg tepat tuk menjawab semua pernyataan yg salah itu.
Faktanya,seorang yg dewasa itu enggan berpacaran.
Mereka lebih ingin dikatakan berkomitmen.
Seperti sahabat dekat si laki-laki -bukan cowok- menjadikan perempuanya -bukan cewek- tempat berbagi ilmu.
Mengisi yg kosong,menyempurnakan yg tidak baik,saling menyadarkan dan meninggikan keduanya.Walaupun dalam keadaan terpisah dan keadaan bagaimanapun.
Sangat indah.
Tak akan pernah ada kata jenuh,ingin sendiri,ingin belajar dulu,atau apalah.
Tapi sayang.
Cuma satu dari seribu yg bisa merasakanya.
Jadi bagi diri yg telah menghakimi bahwa mereka telah benar tetapi masih melakukan ketidakwajaran diatas,jangan pernah berharap dewasa itu telah ada.
Masih seperti cewek bukan perempuan,masih seperti cowok bukan laki-laki.
Dan itu TIDAK DEWASA.
Berkacalah.
_orb.makna yg belum jelas_
Cinta!
Sempit katanya,tapi luas maknanya.
Pacaran!
Sempit maknanya,tapi luas perangainya.
Sedikit mengulas jawaban dari seribu kepala seribu ide tentang itu.
Teringat dikala seseorang dengan seragam putih-birunya.
Berdendang ria dengan kuda berbensinya,terlihat wanita terhadap lelaki seperti memanjat sebuah pohon.Erat.
Para lansia hanya berucap istigfar beragumen dunia yg tak seperti dia atau dia yg tak seperti dunia.
Ada lagi.
Dengan baju muslim bersih,kedua makhluk berlainan jenis itu berjalan senang tanpa batas.
Para lansia beragumen ini baru dunia yg suci.
Padahal setelah lansia itu tak tertangkap matanya mereka berfoto ria dengan keadaan seperti telah disahkan oleh penghulu.
Ternyata hanya tuk sebuah pameran diajang-saling pamer-media maya.
Sungguh ironi.
Pernah juga aku dapatkan jawaban yg umum atas pertanyaan yg sederhana.
Mengapa kamu putus?
Jawabanya:
Mau sendiri dulu.
Mau konsentrasi belajar.
Mau fokus kehidup.
Takut dosa.
Takut melakukan hal-hal yg tidak wajar.
Ulasanku.
Seseorang itu tak akan pernah bisa disebut berdua jika salah satu diantara mereka tidak mau.
Benar bukan?
Kenapa saat telah berdua harus menjawab ingin fokus sendiri?
Seseorang itu telah diwajibkan orangtuanya untuk belajar jauh sebelum mengenal cinta itu?
Benar?
Seseorang itu harus fokus kehidup jauh sebelum mengenal yg lain.
Benar?
Seseorang itu bisa berbuat dosa dengan siapapun dan apapun itu.
Benar?
Mereka seharusnya tahu dahulu artinya baru memaknainya.
Lagi-lagi hanya jawaban yg sepeleh itu yg terungkap.
Sebenarnya yg jadi kendala itu cuma satu.
KEDEWASAAN.
Kata yg tepat tuk menjawab semua pernyataan yg salah itu.
Faktanya,seorang yg dewasa itu enggan berpacaran.
Mereka lebih ingin dikatakan berkomitmen.
Seperti sahabat dekat si laki-laki -bukan cowok- menjadikan perempuanya -bukan cewek- tempat berbagi ilmu.
Mengisi yg kosong,menyempurnakan yg tidak baik,saling menyadarkan dan meninggikan keduanya.Walaupun dalam keadaan terpisah dan keadaan bagaimanapun.
Sangat indah.
Tak akan pernah ada kata jenuh,ingin sendiri,ingin belajar dulu,atau apalah.
Tapi sayang.
Cuma satu dari seribu yg bisa merasakanya.
Jadi bagi diri yg telah menghakimi bahwa mereka telah benar tetapi masih melakukan ketidakwajaran diatas,jangan pernah berharap dewasa itu telah ada.
Masih seperti cewek bukan perempuan,masih seperti cowok bukan laki-laki.
Dan itu TIDAK DEWASA.
Berkacalah.
_orb.makna yg belum jelas_
Komentar
Posting Komentar